BeritaPeristiwaSosial Budaya

Pengamatan Hilal Idulfitri 1444 H: Apakah Gerhana Matahari Campuran Akan Berpengaruh?

×

Pengamatan Hilal Idulfitri 1444 H: Apakah Gerhana Matahari Campuran Akan Berpengaruh?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Hilal

Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) dan Peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melaksanakan pengamatan hilal.

Pada Kamis, 29 Ramadan 1444 H yang bertepatan dengan 20 April 2023 M dalam Kalender Hijriyyah Nahdlatul Ulama.

Pengamatan hilal ini akan menggunakannya untuk menentukan awal Syawal 1444 H dan Hari Raya Idulfitri 1444 H.

Fenomena ini sangat penting bagi umat muslim, terutama bagi Nahdlatul Ulama yang memegang metode penetapan awal bulan kalender Hijriyyah.

Bersamaan dengan Gerhana Matahari Campuran

Pada hari yang sama, juga akan terjadi peristiwa langka berupa Gerhana Matahari Campuran. Berupa gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin dalam satu rentang episode gerhana.

Meski hanya sebagian kecil paras Matahari yang tertutupi oleh Bulan, hampir seluruh Indonesia diperhitungkan akan berkesempatan menyaksikan Gerhana Matahari ini. Namun, sebagian provinsi Aceh tidak akan menyaksikan fenomena tersebut.

Peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN mengklarifikasi bahwa Gerhana Matahari hibrida bukan tanda awal masuk bulan Qomariah. Melainkan hanya menunjukkan bahwa sudah masuk fase bulan baru atau konjungsi.

Meskipun demikian, pengamatan hilal yang akan LFNU dan BRIN lakukan, tetap mempertimbangkan sejumlah factor. Seperti parameter Bulan, parameter optis atmosfer, dan tingkat sensitivitas mata/sensor kamera.

Teknis pengamatan hilal sendiri sangatlah rumit. Sehingga memerlukan peralatan seperti teleskop, filter matahari, kamera CCD (Charge Coupled Device), laptop, dan eyepiece.

Langkah pertama adalah mempersiapkan peralatan terlebih dulu. Setelah matahari terbenam, teleskop membidiknya ke arah bulan.

Jika bulan sudah terbenam, maka akan melakukan pengambilan sumpah di hadapan hakim pengadilan agama dan hasil pengamatan juga mengirimkannya ke Kementerian Agama. Sebagai pertimbangan bahan sidang isbat.

Menteri Agama dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura telah menetapkan kriteria Imkan Rukyah terbaru pada Februari 2022. Menjadi acuan dalam menentukan kapan awal bulan Syawal.

Jika hilal di seluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura belum memenuhi kriteria tersebut, Ramadan akan menggenapkannya selama 30 hari. Sehingga 1 Syawal akan jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Oleh karena itu, pengamatan hilal yang oleh LFNU dan BRIN sangatlah penting bagi umat muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *