BeritaBinkam

Penanaman Sejuta Pohon di Kawasan Embung Sekotong, Bermanfaat dan Jaga Keseimbangan Alam

×

Penanaman Sejuta Pohon di Kawasan Embung Sekotong, Bermanfaat dan Jaga Keseimbangan Alam

Sebarkan artikel ini
Penanaman Sejuta Pohon di Kawasan Embung Sekotong

Lombok Barat, NTB – Sejumlah pihak kolaborasi dalam aksi penanaman sejuta pohon di Kawasan Embung Dusun Telaga Lebur Desa, Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Kapolres Lombok Barat, Polda NTB, AKBP Wirasto Adi Nugroho, SIK melalui Kapolsek Sekotong Iptu I Kadek Sumerta, SH yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menjelaskan tujuan kegiatan ini.

“Tujuan utamanya adalah untuk meminimalisir bencana, seperti terjadinya longsor dan banjir. Namun dibalik itu, juga memiliki tujuan yang sangat bermanfaat bagi Masyarakat,” ungkapnya.

Sumerta menjelaskan bahwa, selain untuk menjaga keseimbangan ekosistem, penanaman sejuta pohon juga memilki hubungan saling ketergantungan antara alam dan manusia.

“Salah satu manfaat yang Masyarakat dapat nikmati nantinya, karena dalam kegiatan kolaborasi dan aksi penanaman sejuta pohon ini juga melakukannya di Lahan milik Warga. Dengan jenis tanaman yang nantinya hasilnya adalah untuk Masyarakat,” jelasnya.

Adapaun bibit yang ditanaman terdiri mangga, rambutan, jambu kristal, sirsak, dan alpukat. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah pihak terlibat langsung dalam kegaitan ini.

Antara lain Kader Karang Taruna, beberapa Anggota DPRD Lombok Barat, BWS NTI Provinsi NTB, Camat Sekotong, Kapolsek Sekotong, Koramil Sekotong, Pejabat Desa Setempat. Hadir pula KKN Unima Mataram, Yayasan wal quaran wal hadist, serta pihak-pihak lainnya.

Dalam kegitan ini juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menanam pohon, sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kegiatan ini adalah wujud aksi nyata untuk pelestarian lingkungan dalam penghijauan, secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko bencana,” ujarnya.

Dalam meminimalisir resiko bencana seperti kekeringan dan rawan longsor, sedangkan hasilnya Masyarakat sendiri yang nantinya dapat memanfaatkannya.

“Harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti setelah menanam, tapi juga merawatnya sebagai bentuk pemberdayaan yang melibatkan masyarakat setempat. Sehingga kegiatan ini juga untuk kemanusiaan dan lingkungan, dengan cara menghijaukan bumi dan menjaga ketersediaan air,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *